Lokasi yang Dekat tetapi begitu Hangat

Musim liburan musim panas kemarin terasa begitu cepat berlalu. Padahal rasanya diri ini hanya berdiam rumah saja tanpa melakukan suatu kegiatan yang berarti. Akan tetapi pada hari Minggu, 29 September saya merasakan suatu momen berharga bersama keluarga. Pada waktu itu saya bersama keluarga pergi bersama di tepi Pantai Pancer Door. Sebenarnya pada waktu saya dan adikku menyusul ayah dan ibu yang kebetulan sedang menikmati momen berdua seperti orang pacaran. Kehadiran kami bukan saja membuat momen mereka terganggu tetapi justru menambah kehangatan dalam keluarga kami. 

Lokasi Pantai Pancer Door tidak jauh dari rumah saya sehingga tidak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk dapat sampai ke sana. Jarak dari rumah kira-kira hanya sekitar tiga kilometer saja. Jadi cukup memakan waktu kurang dari lima belas menit untuk dapat ke pantai tersebut. Dengan mengendarai sepeda motor kalian dapat untuk sampai ke sana tanpa mengalami kesulitan apapun. Hal yang paling menyenangkan dilakukan ketika pergi ke sana adalah dengan menaiki sepeda onthel pada sore hari. Kondisi jalan menuju ke pantai cukup mulus dan mungkin hanya beberapa bagian saja yang masih belum teraspal. Akan tetapi pengunjung tidak akan mengalami kesulitan berarti ketika pergi ke sana. Biaya tiket masuk untuk ke Pancer Door seharga lima ribu rupiah. Jika hanya berniat untuk olahraga saja maka tidak akan dikenakan biaya sepeser pun. 



Menikmati sore hari di pantai


Pantai Pancer Door seringkali menjadi rujukan utama masyarakat Pacitan pada waktu libur atau sore hari. Lokasi yang tidak terlalu jauh membuat pantai ini banyak dikunjungi masyarakat Pacitan sendiri. Pengunjung dapat menikmati suasana senja meskipun matahari tidak terlihat terbenam langsung di sana karena tertutup perbukitan. Akan tetapi siluet senja tetap membuat suasana menjadi romantis. Pengunjung di sana dapat menikmati segelas kopi di pinggir pantai sambil melihat aktivitas di pantai dan menunggu matahari terbenam. Untuk pantai ini seperti pantai pada umumnya dan berpasir cokelat. 

Terdapat berbagai aktivitas di sana mulai dari surfing, mencari ikan, dan bahkan berolahraga. Oh iya, untuk pantai ini sering didatangi oleh wisman untuk bermain selancar. Selain itu, masyarakat pacitan juga mencari ikan di sana dengan menggunakan jala ikan. Mereka biasanya mencari ikan untuk sekadar refreshing atau menyalurkan hobinya saja. Jadi mereka tidak hanya mencari ikan untuk mata pencaharian. Di sana juga terdapat semacam pos yang digunakan untuk berkumpul para pencari ikan. Biasanya mereka sering bercerita tentang hasil tangkapannya waktu mencari ikan. Suasana guyub rukun begitu melekat dalam aktivitas keseharian mereka di pantai.

Membaca buku di pantai sungguh nikmat


Selain dua aktivitas di atas, para pemuda dan bahkan orang yang sudah tua pun berolahraga di sana. Biasanya mereka berlari-lari di pantai sekalian menikmati suasana sore hari di pantai. Berolahraga di sana begitu mengasyikkan terutama berlari karena akan membutuhkan tenaga ekstra. Saya juga melihat aktivitas para pemuda yang sedang bermain bola. Biasanya saat masih menjadi anak SMA hampir setiap hari saya pergi untuk berlari di pinggir pantai. Saya begitu menyukai berlari di pinggir pantai karena membutuhkan tenaga ekstra sehingga banyak mengeluarkan keringat. Selain itu, saya juga dapat melihat pemandangan indah yang dapat dinikmati sambil berolahraga. 


Pada waktu itu, saya dan keluarga melakukan berbagai aktivitas di sana. Mulai dari menyusun tumpukan batu yang berserakan di pinggir pantai. Selain itu saya juga membawa buku untuk dibaca sambil mencari ketenangan. Akan tetapi momen yang paling berharga adalah pada saat aku dan adikku mendengarkan nasihat orang tua sambil menikmati matahari mulai bersembunyi. Tidak lupa juga kami sekeluarga mengabadikan momen berharga melalui kamera HP. Momen indah seperti ini mungkin sangat jarang dilakukan mengingat kesibukan masing-masing. Semoga saja pada suatu saat ini kami sekeluarga dapat menikmati momen berharga seperti ini.


Kehangatan yang sungguh berharga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Es Kolang-Kaling: Solusi di tengah Gerahnya Badan

Berenang di Alam Bebas