Sebuah Kritikan terhadap Pantai di Gunung Kidul

Perjalanan ke Pantai Sedahan pada hari Sabtu, 1 September 2018 terasa biasa saja. Tidak ada halangan apapun ketika menuju ke sana. Namun, ada cerita yang sangat menarik dan tidak akan saya lupakan ketika melakukan perjalanan pulang, yaitu oli saya bocor. Hal ini terjadi karena pada waktu itu bagian bawah motor saya terbentur batu dengan cukup keras. Saya rasa tidak terjadi apa-apa ketika terkena batu itu. Akan tetapi, Avivah yang kebetulan berboncengan dengan saya memberitahu kalau motor saya keluar oli. Saya langsung menghentikan motor dan mengecek motor. Ternyata lubang di motor cukup besar sehingga oli motor habis seketika. Sial bagi saya karena itu baru saja keluar dari parkiran motor. Masih terlalu jauh untuk menemukan sebuah bengkel.





Kebetulan pada waktu itu, ada penduduk sekitar yang memberitahu jika ada bengkel yang letaknya cukup jauh. Dua teman saya langsung ke bengkel untuk memanggil tukang bengkel tersebut. Saya, Icad, Asha, dan Avivah mencoba membawa motor meskipun kondisi jalan yang menanjak dan berbatu. Saya dan teman yang lain cukup kelelahan ketika membawa motor karena kondisi jalan yang sulit. Tidak jarang baru beberapa meter saja sudah membuat kelelahan. Sungguh perjalanan yang begitu menyedihkan. Ketika mendekati jalanan beraspal, tukang bengkel tersebut baru sampai dan langsung memperbaiki motor saya. Membutuhkan waktu hampir satu jam untuk menunggu motor saya selesai.






Sangat disayangkan pantai seindah ini mempunyai akses yang lumayan sulit. Sebenarnya pantai ini masih satu loket dengan Pantai Wediombo. Akses dari Jogja cukup baik tetapi ketika memasuki area pantai jalanan mulai berbatu. Jalan berbatu itu jaraknya kira-kira hampir dua kilometer sehingga pengendara harus berhati-hati. Jika tidak bisa seimbang maka pengunjung dapat terjatuh. Selain itu, luas jalan juga cukup sempit sehingga mobil tidak bisa masuk ke Pantai Sedahan. Tukang loket memberitahu jika mau ke pantai harus memakirkan kendaraannya di parkiran Wediombo. Namun, kami nekad mengendarai motor sampai ke sana karena jalan jaraknya cukup jauh. 

Rasa lelah ketika harus menghadapi jalanan berbatu itu segera terobati dengan keindahan pantai yang disajikan. Pantai ini dirasa cukup sepi dan terasa begitu private. Hanya beberapa pengunjung saja yang ada di sana. Ombak di pantai tersebut cukup besar sehingga tidak pas jika digunakan untuk bermain air. Pantai ini menyajikan hamparan pasir putih yang sangat luas serta perbukitan karang. Fasilitas di sana juga cukup terbatas, seperti hanya terdapat sedikit toilet dan tempat makan. 

Jika dilihat pantai ini mempunyai potensi yang mengagumkan tetapi perhatian dari pemerintah begitu kurang. Bisa dilihat dari akses menuju ke sana begitu sulit. Pemerintah setempat seharusnya melihat potensi pantai itu sebagai pendongkrak pariwisata daerahnya. Terlebih pantai tersebut juga bersandingan dengan Pantai Wediombo yang sudah cukup terkenal dan mempunyai akses serta fasilitas yang memadai. Seharusnya keuntungan tersebut bisa dimanfaatkan untuk menarik wisatawan dari Wediombo. Wisatawan juga akan mendapatkan pengalaman menarik karena dapat mengunjungi dua pantai sekaligus. 






Pemerintah Gunung Kidul memanfaatkan potensi pariwisatanya untuk mendulang pendapatan asli daerah. Seharusnya potensi tersebut tidak dilihat secara parsial tetapi juga secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemerintah setempat tidak terus-terusan mengandalkan tempat wisata yang itu-itu saja, seperti Goa Pindul. Masih banyak tempat wisata terutama pantai yang perlu mendapatkan perhatian. Fokus utama yang harus dihadapi adalah perbaikan fasilitas terutama infrastruktur jalan. Kemudahan aksebilitas merupakan hal pokok dalam menarik wisatawan selain keindahan daya tarik. Percuma saja jika tempat tersebut mempunyai keindahan alam yang luar biasa tetapi sangat sulit untuk menjangkaunya. Jumlah wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut mungkin dengan jumlah yang stagnan.

Pemerataan pembangunan fasilitas sangat diperlukan untuk menarik wisatawan terlebih Kabupaten Gunung Kidul berdekatan dengan Kota Jogja. Kesempatan tersebut dapat diraih untuk pengunjung yang berasal dari Jogja yang terdiri dari mahasiswa perantauan. Gunung Kidul mempunyai potensi alam yang indah tetapi akses nya masih sulit unutk dijangkau. Dengan adanya pembenahan infrastruktur, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan aktivitas perekonomiannya. Selain itu, masyarakat juga mempunyai kemudahan akses dalam menjangkau desa atau daerah lainnya.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Es Kolang-Kaling: Solusi di tengah Gerahnya Badan

Berenang di Alam Bebas